Hubungan Interpersonal


Psikologi Komunikasi: Hubungan Interpersonal


HUBUNGAN INTERPERSONAL
(Psikologi Komunikasi)
(Materi Disajikan dalam Seminar Kelas)


ABSTRAK
Hubungan interpersonal dapat meningkatkan sebuah komunikasi yang efektif. Pada tahap awal hubungan interpersonal seseorang memperoleh stimulasi dari orang lain. Dari rangsangan yang diterima baik secara mental, emosi maupun fisik dapat menimbulkan daya tarik untuk berinteraksi sehingga terciptanya sebuah keakraban. Dari segi psikologi komunikasi, hubungan yang baik akan meningkatkan komunikasi yang baik pula. Melalui hubungan dengan orang lain, seseorang dapat memperoleh pemahaman diri yang lebih baik. Dengan membina interaksi dengan orang lain, seseorang dapat lebih meningkatkan kesadaran tentang siapa dirinya yang tidak dapat dilepaskan dari cara bagaimana orang lain memandang dan memperlakukan dirinya. Hubungan interpersonal menumbuhkan kepekaan dan keterampilan untuk dapat berkomunikasi secara efektif.
Kata kunci: Hubungan Interpersonal, Interaksi, komunikasi

Hubungan Interpersonal
Manusia merupakan makhluk sosial yang saling melakukan interaksi dengan manusia lainnya. Sesuai dengan yang dijelaskan oleh Larson, Csikszantmihalyi, dan Graef yang dikutip dari Dian Wisnuwardhani (2012:1) bahwa 70 persen dari 197 remaja dan orang dewasa melakukan aktivitas bersama orang lain setidaknya dua kali dalam sehari. Hal ini menunjukkan bahwa melakukan hubungan dengan orang lain merupakan aspek yang signifikan dan sangat penting bagi kehidupan kita. Hubungan interpersonal merupakan hubungan yang terdiri dari dua orang yang saling tergantung satu sama lain dan menggunakan pola interaksi yang konsisten. Hubungan ini dapat disebut juga sebagai hubungan timbal balik yang dapat memberikan pengaruh antara satu dengan yang lainnya.
A.      Teori Hubungan Interpersonal
Melihat pentingnya hubungan interpersonal ini, maka akan dibahas teori tentang hubungan interpersonal. Siapapun yang mengemukakan penjelasan tentang mengapa manusia ingin mempunyai sebuah hubungan dengan manusia lain atau bagaimana terjadinya sebuah hubungan interpersonal, maka dapat dikatakan bahwa ia sedang berteori tentang hubungan interpersonal. Dalam tulisan ini penulis akan mengemukakan beberapa teori hubungan interpersonal
Atraction Theory
Berdasarkan attraction Theory, dasar bagi seseorang dalam membentuk sebuah hubungan adalah ketertarikan (Devito 2003) dikutip dari (Dian wisnuwardhani 2012:12). Teori ini menjelaskan bahwa ketertarikan atau tidak ketertarikan kita terhadap orang lain atau sebaliknya merupakan proses pembentukan hubungan interpersonal. Timbulnya ketertarikan ini dipicu oleh empat faktor yang meliputi:
1.        Similarity (kesamaan), seseorang akan memilih hubungan dengan orang lain yang memiliki kesamaan dengan dirinya dalam berbagai aspek, seperti ras, kebangsaan, penampilan, pola pikir, dan lainnya. Meskipun ada sebagian orang justru tertarik dengan orang yang berkebalikan dengan dirinya yang disebut dengan complementarity.
2.        Proximity (kedekatan), seseorang akan mudah tertarik dengan orang-orang yang memiliki kedekatan secara fisik dengan dirinya, seperti teman kerja atau teman kuliah yang pada umumnya adalah orang-orang yang tinggal disekitarnya. Kedekatan secara fisik memberikan kemungkinan seseorang untuk mudah bertemu, berkomunikasi, dan pada akhirnya timbul ketertarikan. Kedekatan merupakan faktor terpenting dalam membentuk sebuah hubungan atau terjadinya interaksi. Seperti halnya teman seasrama yang lebih memiliki hubungan dekat dengan teman yang sekamar dengannya.
3.        Reinforcement (hadiah), seseorang akan tertarik kepada orang lain yang memberikan hadiah, pujian, atau semacamnya.
4.        Physical attractivennes and personality (daya tarik fisik), seseorang akan tertarik untuk membina interaksi dengan orang yang memiliki fisik dan kepribadian menarik.
Relationship Rules Apporoach
Pada teori ini, kajian tentang sebuah hubungan atau relationship ditinjau dari sudut pandang aturan-aturan yang ada di dalam hubungan tersebut. terciptanya sebuah hubungan baik itu hubungan pertemanan ataupun percintaan, apabila individu yang terlibat mematuhi aturan-aturan yang ada di dalam hubungan tersebut. Begitu sebaliknya hubungan akan memudar dan berakhir apabila aturan-aturan yang ada di dalamnya dilanggar. Dengan mengetahui beberapa tingkah laku dari hubungan yang berhasil maupun gagal,  maka dapat diketahui mengapa hubungan itu putus dan bagaimana memperbaikinya.
Social Penetration Theory
Konsep yang penting pada teori penetrasi sosial yang dikembangkan oleh Irwin Altman dan Dalman Taylor (1987) adalah keluasan (breadth) dan kedalaman (depth) dalam sebuah hubungan. Bila sebuah hubungan memudar, keluasan dan kedalaman akan berbalik arah dengan sendirinya yang diistilahkan dengan depenetrasi. Seiring dengan  memudarnya sebuah hubungan, kita akan mengurangi pengungkapan perasaan yang terdalam dari diri kita kepada pasangan. Hubungan sebelumnya yang diwarnai dengan kedekatan secara fisik dan emosi, kini berjarak baik secara emosi maupun fisik.
Social Exchange Theory
Dalam social exchange theory dikatakan bahwa alasan kita mengembangkan sebuah hubungan adalah untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya. Seseorang akan sukarela mengembangkan sebuah hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biya (Thibault dan Kelley) dikutip dari (Jalaluddin Rakhmat, 2007:121). Dengan menggunakan model ekonomi (untung-rugi) ini, social exchange theory  mengatakan bahwa sebuah hubungan akan dibangun, baik hubungan pertemanan maupun percintaan bila hubungan tersebut mendatangkan manfaat yang besar bagi seseorang, yang dimana rewards yang didapat lebih besar dari cost yang diberikan.
Equity Theory
Teori ini merupakan pengembangan dari teori social exchange. Dijelaskan bahwasannya dalam sebuah hubungan akan dibangun atau dipertahankan apabila perbandingan antara manfaat dan biaya pada seseorang sama dengan perbandingan manfaat dan biaya dari orang lain. Berbagai penelitian telah mendukung bahwa seseorang menginginkan keadilan dalam sebuah hubungan interpersonal (Ueleke et al, 1983) dikutip dari (Dian Wisnuwrdhani, 2012:17).
Jadi, di dalam sebuah hubungan seseorang akan tidak puas dalam hubungan interpersonal apabila hasil tidak sesuai dengan usaha dan pengorbanan, rewards yang didapatkan  tidak seimbang dengan cost yang diberikan. seperti contohnya dalam hubungan pertemanan kita akan merasa kesal dengan seorang teman bila dalam kesehariannya kita lebih sering membantu teman tersebut sementara teman tersebut hanya sekali-kali saja membantu atau sama sekali tidak. Adanya ketidak adilan dalam suatu hubungan interpersonal yang terus berlanjut tanpa adanya perbaikan dapat menyebabkan memudarnya sebuah hubungan.
Games People Play Theory
Teori yang berasal dari Eric Berne (1972) dikutip dari (Jalaluddin Rakhmat, 2007:123) memandang orang-orang berhubungan dalam bermacam-macam permainan, yang didasari oleh tiga kepribadian manusia yaitu; orang tua (parent), orang dewasa (adult), dan anak (child). Dalam hubungan interpersonal kita menampilkan salah satu aspek kepribadin kita dari ketiga aspek tersebut, dan orang lain membalasnya dengan salah satu aspek itu juga.
Interactional Theory
Teori interaksional ini mencoba menggabungkan teori exchange, role dan games. Yang memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem, setiap sistem memiliki sifat-sifat struktural, integratif dan medan yang bertindak sebagai satu kesatuan.
B.       Tahap-tahap Hubungan Interpersonal
Sebuah hubungan tidak terjadi begitu saja melainkan melewati tahapan. Seseorang tidak langsung menjadi akrab begitu saja setelah pertemuan terjadi antara Ia dengan orang lain yang  Ia jumpai, melainkan adanya sebuah proses sehingga terjadinya sebuah keakraban. Sebuah hubungan bersifat sekuensial, yakni mengikuti suatu tahap yang berurutan dengan sedikit kesempatan untuk lompat dari tahap yang satu ke tahap berikutnya. Tahapan dalam hubungan interaksional dapat berupa tahapan yang maju atau tahapan yang mundur . Seseorang dapat berkenalan lalu menjadi teman akrab bahkan dapat menjadi pasangan hidup, namun ada juga terjadi sebaliknya, setelah akrab dapat merenggang karena adanya masalah atau hal lain.
Adapun tahap-tahap tersebut adalah contact (kontak), involvement (keterlibatan), intimacy (keakraban), deterioration (pemudaran), repair (pemulihan) dan dissolution (pemutusan).
Pada setiap tahap hubungan memiliki peran yang berbeda. Tahap-tahap awal hubungan biasanya ditandai dengan adanya komunikasi-komunikasi ringan yang ditujukan untuk saling mengenal satu dengan yang lainnya. Bila berlanjut, maka tahap komunikasi berikutnya lebih ditujukan untuk memelihara, mengembangkan dan meningkatkan hubungan, hal ini terjadi karena adanya daya tarik untuk mengenal lebih jauh dan pembicaraan bercorak personal dan lebih mendalam. Pada sebuah hubungan yang semakin melemah, waktu dan hubungan komunikasi yang sering dilakukan semakin sedikit, merupakan tahap pemudaran dalam sebuah hubungan. Pada tahap pemudaran, masing-masing pihak dpat melakukan usaha pemulihan agar hubungan dapat membaik seperti semula. Pada sebuah hubungan yang tidak dapat dipertahankan, maka tahap tahap akhir komunikasi ditujukan untuk mengakhiri hubungan diantara kedua belah pihak. Umumnya pada tahap ini kedalaman pembicaraan mulai memudar dan hubungan menjadi dangkal kembali.
C.      Faktor-Faktor yang Menumbuhkan Hubungan Interpersonal
Ada beberapa faktor-faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, diantaranya ialah trust, sportive attitude, dan open mindedness (Jalaluddin Rakhmat, 2007:129).
Trust (percaya) merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam hubungan interpersonal. Percaya dapat meningkatkan komunikasi interpersonal, karena membuka dan memperluas  peluang komunikan untuk mencapai maksudnya. Percaya menentukan efektivitas komunikasi, memberikan daya tarik untuk komunikasi yang ditujukan untuk pengenalan lebih lanjut hingga ke tahap intimacy. Sikap suportif merupakan sikap yang mengurangi sikap defensif, menumbuhkan sikap menghargai, penerimaan, jujur, serta empatis dalam komunikasi. Selanjutnya ialah sikap terbuka yang merupakan faktor yang besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Sikap terbuka mendorong timbulnya saling pengertian, saling menghargai dan saling mengembangkan kualitas hubungan interpersonal kepada kedua pihak yang menjalin hubungan.
D.      Memelihara Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal tidak selalu stabil. Walaupun pada awal perkembangannya sebuah hubungan berjalan dengan stabil, namun selanjutnya sebuah hubungan bisa saja mengalami pemudaran, bahkan sebuah hubungan yang sudah terikat dalam status perkawinan dapat bermasalah. Beragam penyebab memburuknya sebuah hubungan dapat terkait dengan sudah tidak terpenuhinya lagi apa yang diharapkan dari seseorang dari sebuah hubungan. Secara umum, bila dalam sebuah hubungan lebih banyak diperoleh penderitaan dari pada kesenangan, maka hubungan dapat memburuk dan bila tidak  diperbaiki dapat putus.
Sebelum sebuah hubungan menjadi semakin buruk, yang berakibat pada rusak atau putusnya sebuah hubungan, ada beberapa strategi yang dapat dipakai untuk memulihkan hubungan (Devito, 2003) dikutip dari (Dian Wisnuwardhani, 2012:129):
1.      Mengenali masalah. Dalam menyelesaikan sebuah konflik, harus diketahui apa yang menjadi akar permasalahannya. Seseorang harus mengemukakan secara terbuka apa yang ia pikirkan, inginkan atau yang ia rasakan secara jelas, sehingga identifikasi terhadap masalah menjadi lebih mudah.
2.      Menyelesaikan konflik secara konstruktif. Penyelesaian konflik secara konstruktif adalah penyelesaian masalah yang bertujuan untuk win-win solution yaitu pemecahan masalah mementingkan kedua belah pihak.
3.      Ajukan alternatif pemecahan masalah. Setelah masalah dapat diidentifikasikan, ajukan alternatif pemecahannya yang mementingkan kepentingan kedua belah pihak. Dan selanjutnya diintegrasikan kedalam tingkah laku sehari-hari.
4.      Saling mendukung.
KESIMPULAN
Hubungan interpersonal yang baik sangat mempengaruhi komunikasi yang efektif. Semakin kuat sebuah hubungan interpersonal maka semakin terbuka seseorang mengungkapkan dirinya, semakin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga semakin efektif komunikasi yang berlangsung di antara komunikan.
Tahap-tahap terbentuknya sebuah hubungan interpersonal meliputi; kontak, keterlibatan, keakraban (penguatan), jika dalam sebuah hubungan tidak terpenuhinya atau dilanggarnya aturan yang telah disepakati bersama dalam hubungan maka hubungan akan berlanjut kepada tahap pemudaran, jika tidak ada perbaikan di dalam hubungan maka hubungan dapat dangkal seperti semula (putus).

DAFTAR PUSTAKA
Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Wisnuwardhani, Dian., & Fatmawati Mashoedi, Sri. 2012. Hubungan Interpersonal, Jakarta: Selemba Humantika

Tidak ada komentar: