makalah Dinasti syafawi (sejarah peradaban islam)




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Setelah khilafah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan tentara Mongol, kekuatan politik Islam mengalami kemunduran yang sangat drastis. Wilayah kekuasaannya tercabik- cabik dalam beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain bahkan saling memerangi. Beberapa peninggalan budaya dan peradaban Islam banyak yang hancur akibat serangan bangsa Mongol itu. Namun, kemalangan tidak berhenti sampai di situ. Timur Lenk, sebagaimana telah tercatat dalam sejarah menghancurkan pusat- pusat kekuasaan Islam yang lain.
Keadaan politik umat Islam secara keseluruahan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar. Tiga kerajaann tersebut adalah Utsmani di Turki, Mughal di India, dan Safawi di Persia. Makalah ini akan berusaha mengkaji sejarah tentang kerajaan Shafawi yang ada di Persia.
Dalam pengkajian sejarah dan peradaban Islam, sebenarnya ada dua dinasti yang sangat berperan dan dominan dalam menghidupkan dan menyebarkan paham syi’ah di Persia, yaitu dinasti Buwaihi dan dinasti Shafawi. Dinasti Buwaihi (932- 1055 M) berada pada periode klasik Islam, sedangkan dinasti Safawi (1501- 1722 M) hidup pada masa periode pertengahan lslam.

B.            Rumusan Masalah
1.      Kapan Berdirinya dinasti Syafawi?
2.      Apa saja peradaban dan kemajuan yang dicapai pada masa dinasti syafawi?
3.      Apa penyebab runtuhnya dinasti Syafawi?


C.          Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1.      Mengetahui Asal Mula Berdirinya Dinasti Shafawi
2.      Mengatuhi Perkembangan Dinasti Shafawi
3.      Mengatuhi Kemajuan dan Kejayaan dinasti Shafawi
4.      Mengatuhi Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan S

BAB II
PEMBAHASAN
A.           Sejarah Berdirinya Kerajaan Syafawi
            Dinasti Safawiyyah (bahasa persia:  سلسلة صفويان , bahasa Azerbaijan: صفويار) adalah salah satu dinasti terpenting dalam sejarah Iran. Dinasti ini meruapakan salah satu negeri persia terbesar semenjak penaklukan muslim di Persia.Negeri ini juga menjadikan Islam Syiah sebagai agama resmi, sehingga menjadi salah satu titik penting dalam sejarah muslim.Safawiyyah berkuasa dari tahun 1501 hingga 1722 (mengalami restorasi singkat dari tahun 1729 hingga 1736). Pada puncak kejayaannya, wilayah Safawiyyah meliputi  Iran, Georgia, Afganistan, Kaukasus, dan sebagian Pakistan, Turkmenistan dan Turki.Safawiyyah merupakan salah satu negeri Islam selain Utsmaniyah dan Mughal.[1]
            Meskipun jatuh pada tahun 1736, salah satu warisan terbesarnya yaitu kebangkita Persia sebagai benteng ekonomi antara timur dan barat, pendirian negara yang efesien dan birokarasi yang didasarkan pada “check and balance” dan inovasi arsitektur dan seni. Selain itu, karena Safawiyyah pula Syiah menyebar ke seluruh Iran dan daerah sekitarnya.
            Kerajaan Shafawi(907-1148 H/1501-1736 M) didirikan oleh Ismail ibn Haider di wilayah Persia. Penamaan kerjaan ini dengan nama kerajaan Shafawi karena kelahirannya berawal dari gerakan tarekat Syafawiyah.Gerakan tarekat Syafawiyyah didirikan oleh Safi Al-Din Ishak Al-Ardabily(1252-1334 M) yang berpusat di Ardabil Azerbaijan. Ia merupakan murid dari seorang mursyid tarekat di kota Jilan dekat Kaspia, Syeikh Taj Al-Din Ibrahim Zahidi(1218-1301 M) Yang kemudian daimbil menantu menggantikan kedudukannya. Mengenai asal-usul Safi Al-Din, ada dua riwayat yakni ia keturunan Musa Al-Kazim, imam ketujuh syiah imamiyah dan ia keturuna penduduk asli Iran dari Kurdistan dan seorang Sunni bermadzhab Syafi’i. Perjalanan tarekat Safawiyyah menuju terbentuknya kerajaan Shafawi dapat di bedaka menjadi dua fase:
1.      Gerakan tarekat murni

Pada fase ini ada dua kecenderungan yang berkembang dalam tarekat tersebut yakni Sunni, saat dipinpin oleh Safi Al- Din, dan Sard Al-Din. Serta Syiah, terjadi setelah wafatnya Sard Al-Din pada masa Khawaja Ali, sikap syiahnya sangat toleran, tapi pada masa Ibrahim ia bersiakap ekstrim.

2.      Gerakan politik

Terjadi pada masa Junaid Ibn Ibrahim(1447-1460). Beralihnya sikap gerakan ini kepada gerakan politik karena gerakan ini mendapat dukungan luas dari masyarakat Persia yang sudah terpengaruh oleh ajaran tarekat Syafawiyyah.Terpengaruh masyarakat pada tarekat ini antara lain karena banyaknya orang Persia yang mencari keterangan hidup dengan memilih jalan hidup tasawuf, sebab bosan dengan suasana hidup yang hidup dengan peperangan dan perebuatan kekuasaan.
Sebelum daulah Syiah Shafawi berkuasa di Iran, wilayah tersebut dikuasai oleh orang-orang mongol Dinasti Ilkhan. Madzhab resmi negeri ini adalah Ahlussunah namun sudah terkonstaminasi dengan paham tasawwuf.
Pada masa Shafiyuddin Ishaq, situasi politik di Iran dan sekitarnya dalam kondisi tidak stabil, rakyat merasa tidak puas dengan pemerintahannya, perbuatan keji tersebar diantara para penguasa, dan lain-lain. Syiah membaca hal ini sebagai peluang mereka. Pada awalnya syiah hanya sebagai gerakan keagamaan, namun pada masa Al-Junaid-cucu Shafiyuddin Ishaq, gerakan madzhab ini berubah menjadi gerakan politik dan Sultan Haidar menetapkan bahwa nasab keluarga Shafawi bersambung dengan Musa bin Ja’far Al-Kazhim.[2]
Deklarasi Syiah sebagai gerakan politik atau pengakuan masukmya kader syiah dalam ranah politik bertujuan untuk memperluas pengaruh mereka dan sebagai sinyal perlawanan terhadap dinasti Ilkhan yang mulai sakit. Gerakan mereka dimulai pada masa Fairuz Syah yang memimpin revolusi perlawan terhadap Ilkhan dan puncaknya di capai pada masa Syah Ismail As-Shafawi dengan berdirinya Daulah Syiah As-Shafawi pada tahun 1501. Saat itulah madzhab resmi Iran berganti menjadi Syiah, dan rakyat dipaksa untuk memeluk pemahaman ini.Syah Ismail tidak peduli bahwa mayoritas rakyat nya adalah orang-orang berpaham ahlussunah. Ia menggerakkan seluruh kemampuan dan pengaruh nya untuk memaksa warga beralih madzhab menjadi syiah.
            Tidak berhenti memperlakukan kebijakan tersebut didalam negerinya, Syah Ismail juga berupaya menyebarkan paham Syiah di Daulah Ahlussunah seperti Daulah Utsmaniyah. Masyarakat Utsmani menolak keras ajatan Syiah yang pokok pemikirannya adalah mengkafirkan para sahabat nabi, melaknat generasi awal islam, meyakini adanya perubahan didalam Al-Qur’an, dll.Ketika Syah Ismail memasuki daerah Iraq, ia membunuh umat islam Ahlussunah, menghancurkan masjid-,masjid, dan merusak pekuburan.
            Pemimpin Utsmaniyah, Sultan Salim menanggapi serius usaha yang dilakukan Syah Salim terhadap rakyatnya. Pada tahun 920 H/1514 M,Sultan Salim membuat keputusan resmi tentang bahaya pemerintah Iran As-Shafawi.Ia memperingat kan para ulama, para pejabat, dan rakyatnya bahwa Iran dengan pemerintahan mereka As-Shafawi adalah bahaya nyata, tidak hanya bagi Turki Utsmani bagi masyarakat Islam keseluruhan. Atas masukan dari para ulama, Sultan Salim mengumumkan jihad melawan Daulah Shafawiyyah, Sultan Salim memerintahkan agar para simpatisandan pengikut kerajaan Shafawi yang berada di wilayahnya ditangkap dan bagi yang melakukan pelanggaran berat dijatuhi sangsi hukuman mati.(Juhud Al-Utsmaniyin Lil Inqadz Al-Andalus)
            Alun-alun  Naghsh-i jahan di Ishafan adalah bukti kegemilangan Safawiyyah.
            Pada abad ke-15, Kesultanan Utsmaniyah mulai memasuki daerah orang persia. Sebagai balasan pengikut Safawiyyah dari Ardabil merebut Tabriz dari Turki dibawah pimpinan Alwand. Safawiyyah kemudian dipimpn oleh Ismail I dan dibawah pemerintahannya, Tabriz menjadi ibu kota dinasti Safawiayah dan ia sendiri mendapat gelar Syah Azerbaijan. Kemudian Ismail I berhasil mencapai barat laut Iran dan merebut semua wilayah Iran dari Turki. Pada tahun 1511, tentara uzbek berhasil diusir.
            Sepanjang pemerintahan Safawiyah, Islam Syiah menjadi agama resmi Iran walaupun syiah sudah lama dipraktikkan sebelum zaman Safawiyyah. Raja-raja Safawiyyah kemudian membawa masuk lebih banyak ulama-ulama Syiah dan menganugerahkan mereka uang dan tanah sebagai hadiah atas kesetiaan mereka kepada dinasti Safawiyyah.
Pada puncak kejayaannya, sastra, kesenian dan arsitektur Persia berkembang pesat dan contohnya adalah pembangunan alun-alun Naghsh-i Jahan di Isafan. Dalam bidang ekonomi , perdagangan Iran berkembang karena letaknya di tengah-tengah Jalur Sutera.
            Kejayaan Safawiyyah mulai surut pada abad ke 17. Raja-raja Safawiyyah semakin lama semakin tidak efesien dan hidup berfoya-foya. Iran juga terus di serang Turki Utsmaniyah, Afghan dan Arab.Pada tahun 1698, Kerman direbut oleh orang Balonch, Sementara Khorasan ditaklukkan oleh orang Afghan pada tahun1717. Selain itu Safawiyyah turut berhadapan dengan ancaman baru yaitu kekeisaran Rusia di sebelah utara dan serangan tentara Mughal di sebelah timur. Lebih buruk lagi, ekonomi Safawiyyah merosot akibat perubahan Jalur Sutera tidak lagi digunakan.
            Pada tahun 1760, Jenderal Karim Khan mengambil ahli kekuasaan sekaligus mengakhiri pemerintahan Safawiyyah di Iran dan mendirikan Dinasti Zand.

B.     Asal-usul Dinasti Safawiyyah
            Dinasti Safawiyyah bermula dari gerakan sufi di kawasan    Azarbaijan yang di sebut Safawiyyah. Pendiri gerakan sufi ini adalah Syeikh Safi Al-Din (1252-1334 M).
                        Syeikh Safi Al-Din Abdul Fath Ishaq Ardabili berasal dari Ardabil, sebuah kota di wilayah azebaijan Iran.Ia merupakan anak murid seorang imam sufi  yaitu Syeikh Zahed Gilani(1216-1301 M, Lahir Lahijan).Safi Al-Din kemudian mengganti ajaran sufi ini menjadi ajara Syiah sebagai tanggapan terhadap serangan tentara mongol di wilayah Azerbaijan. Pada abad ke-15, Safawiyyah mulai meluaskan pengaruh dan kekusaan nya dalam bidang politik dan militer ke seluruh Iran dan berhasil merebut seluruh Iran dari pemerintahan Timuriyah.


C.    Perkembanagan dan kemajuan kerajaan Shafawi
            Kemajuan peradaban kerajaan shafawi antara lain karena beberapa langkah yang ditempuh oleh Abbas I yang merupakan pelopor puncak kejayaan setelah Shafawi mengalam saat-saat yang memprihatinkan. Abbas I menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash dan mengadakan perjanjaian damai dengan Turki, sehingga ia berhasil mengatasi berbagai gejolak dalam negeri yang mengganggu stabilitas negara sampai akhirnya kejayaan dapat diraih pada masa itu. Kemajuan-kemajuan tersebut anatara lain terlihat dalam beberapa bidang yakni:
a.       Bidang ekonomi Stabilitas politik kerajaan Shafawi pada masa Abbas memacu perkembangan ekonomi shafawi,terutama setelah kepulangan Hurmuz dan pelabuhan Gumrun yang di ubah menjadi Bandar Abbas. Dengan demikian safawiyah menguasai jalur perdagangan antara Barat dan Timur.
b.      Bidang ilmu pengetahuan persia di kenal sebagai bangsa yang telah berperadaban tinggi dan berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan, sehingga tradisi keilmuannya terus berlanjut.
c.       Bidang pembangunan fisik dan seni kemajuan ini ditandai dengan berdirinya sejumlah bangunan megah yang memperindah isfahan sebagai ibukota kerajaan. Sejumlah masjid, sekolah, rumah sakit, jembatan raksasa di atas Zende Rud dan istana Chihil Sutu. Kota isfahan juga diperindah dengan kebun wisata yang tertata apik

Berikut adalah penjelasa lebih rincinya:
a.       Kemajuan dibidang politik
Kerajaan Safawi dan Turki Utsmani sebelum abad ke 17 sudah saling bermusuhan dan safawi sudah mengalami kekalahan,  namun setelah AbasI naik tahta kerajaan safawi dalam merebut wilayah kekuasaan turki utsmani banyak mengalami kemenangan. Permusuhan antara dua kerajaan aliran agama yang berbeda ini tidak pernah padam sama sekali AbasI mengarahkan serangan-serangan nya kewilayah kerajaan Turki Utsmani pada tahun 1602 M. Pada saat itu Turki Utsmani berada dibawah Sultan Muhammad III. Pasukan AbasI menyerang dan berhasil menguasai Tabriz, Sirwan dan Baghdad. Sedangkan Nakh Chivan Erivan, ganja dan Tiflis dapat dikuasai tahun 1605-1606 M. Selanjutnya pada tahun 1622 M. Pasukan AbasI berhasil merebut kepulauan Hurmus dan mengubah pelabuhan Gumurun menjadi pelabuhan Bandar Abas2[3].
            Jadi dapat disimpulkan bahwa keadaan politik kerajaan Safawi mulai bangkit kembali setelah   Abbas I naik tahta dari tahun 1587-1629 dan dia menata administrasi negara dengan cara lebih baik. Langkah-langkah yang ditembuh  Abbas I dalam rangka memulihkan politik kerajaan syafawi adalah:
1.      Mengadakan pembenahan administrasi dengan cara pengaturan dan pengontrolan dengan pusat.
2.      Berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qizitlash atas kerajaan syafawi dengan cara membentuk pasukan baru yang anggotanya terdiri atas budak-budak yang berasal dari tawanan perang bangsa Georgia, Armenia, dan Sircassia yang telah ada sejak raja Tamh I.
3.      Mengadakan perjjanjian damai dengan Turki Utsmani.
4.      Berjanji tidak akan menghina tiga khaifah pada khotbah jum’at.
Masa kekuasaan Abbas I merupakan puncak kejayaan kerajaan Syafawi. Secara politik dia mampu mengatasi berbagai kemelut di dalam negeri yang mengganggu stabilitas negara dan berhasil merebut kembali wilayah-wilayah yang pernah direbut oleh kerajaan lain dimasa raja-raja sebelumnya, dengan reformasi poitiknya.
b.      Kemajuan dibidang keagamaan
Pada masa Abbas, kebijakan keagamaan tidak lagi seperti masa khalifah-khalifah sebelumnya yang senantiasa memaksakan agar Syiah menjadi agama negara,tetapi ia menanamkan sikap toleransi.
            Menurut Hamka, terhadap politik keagamaan beliau Abbas tanamkan paham toleransi atau lapang dada yang amat besar. Paham syiah tidak lagi menjadi paksaan, bahkan orang sunni dapat hidup bebas mengerjakan ibadahnya, bukan hanya itu saja, pendeta-pendeta Nasrani diperbolehkan mengembangkan ajaran agama dengan  leluasa sebab sudah banyak bangsa Armenia yang telah menjadi penduduk setia di kota isfahan. [4]
c.    Kemajuan di bidang ekonomi
Stabilitas politik  kerajaan syafawi pada masa abbasI ternyata telah memacu perkembangan perekonomian safawi, terlebih setelah kepulauan Hurmuz dikuasai dan pelabuhan Gumurun di ubah menjadi bandar Abbas. Dengan dikuasainya bandar ini,salah satu jalur dengan laut antara timur dan barat yang bisa diperebutkan oleh belanda,Inggris, dan perancis sepenuhnya menjadi milik kerajaan safawi.
Di samping sektor perdagangan, kerajaan syafawi juga mengalami kemajuan di sektor pertanian terutama di daerah bulan sabit subur (fortilecrescent)
d.   Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan seni
Dalam sejarah islam, bangsa persia terkenal sebagai bangsa yang berperadaban tinggi dan berjasa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila pada masa kerajaan safawi, khususnya ketika Abbas I berkuasa,tradisi keilmuan terus berkembang. Berkembangnya ilmu pengetahuan masa kerajaan safawi tidak lepas dari  suatu doktrinmendasar bahwa kaum Syiah tidak boleh taqlid dan pintu ijtihad selamanya terbuka. Kaum syiah tidak seperti kaum sunni yang mengatakan bahwa ijtihad telah berhenti dan orang mesti taqlid saja. Kaum syiah  tetap berpendirian  bahwa sanya mujtihad tidak terputus selamanya
Pada masa ini muncullah  beberapa filosaf antara lain;Ilmuan yang melestarikan pemikiran-pemikiran Aristoteles, A-Farabiadalah Mir Damat alias Muhammada Bagir Damat (w1631M) dengan menulis buku filsafat dalam dua bahasa yaitu arab dan persia, diantaranya yang terkenal qabasat dan taqdisat. (Thohir, 2004:177) selain itu ada filosof yang terkenal yaitu Baha Al-Din Al-Syaerazi, yang selalu hadir di majelis istana, begitu juga dengan Syah Abbas I yang sangat mendukung kegiatan tersebut.
Adapun di bidanf seni, kemajuan dalam bidang seni arsitektur di tandai dengan berdirinya sejumlah bangunan megah yang memperindah isfahan sebagai ibukota kerajaan ini. Sejumlah masjid, sekolah, rumah sakit, jembatan yang memanjang diatas Zende Rud dan istana Chihil Sutun. Kota Isfahan juga diperindah dengan kebun wisata yang tertata apik. Ketika Abbas I wafat, di Isfahan terdapat sejumlah 162 masjid, 48 akademi, 1802 penginapan dan 273 pemandian umun. Unsur laiinya terlihat dalam bentuk kerajinan tangan, keramik, permadani dan benda senilainya. Serta ada peninggalan masjid Shah yang di bangun tahun 1611 M dan masjid SyaikhLutf Allah yang di bangun tahun 1603 M.
D.    KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN KERAJAAN SHAFAWI
Faktor-faktor yang mendorong kemunduran dan kehancuran kerajaan turki usmani antara lain:
a)      Konflik berkepanjangann dengan kerajaan usmani. dimana, menurut kerajaan usmani, kerajaan Shafawi yang beraliran Syiah marupakan ancaman langsung terhadap wilayah kekuasaannya .
b)      Dekadensi Moral yang melanda para pemimpin kerajaan Shafawi.pemimpin kerajaan Shafawi yang bernama Sulaiman dan husein adalah pecandu berat narkotika, dan menyenangi kehidupan malam sehingga selama tujuh autahun, tak sekalipun mereka menyempatkan diri menangani pemerintahan .
c)      Terjdinya konflik Intern dalam bentuk perebutan kekuasaan di kalangan keluarga istana .
d)     Adanya pasukan Ghulam ( budak – budak ) yang di bentuk oleh Abbas I tidak memiliki semangat perang yang tinggi seperti Qizilbash

E . HASIL TEMUAN
Sejarah mengajarkan kepada kita sebuah pengalaman berharga , betapa orang – orang Syiah melalui Daulah Shafawiyah ( dan  Daulah fatimiyah , Qaramitha , dll,) menaruh ke bencian terhadap umat islam . mereka tidak pernah mengumandangkan jihat terhadap tentara salib berbeda halnya dengan umat islam ,  mereka benar – benar menunjukkan permusuhan , melekukan pembunuhan dan pengerusakan , sertamengumandang kan peperangan . sebaliknya merka melakukan  hubungan yang harmonis dengan pasukan salib dan Yahudi , bahkan terhadap orang – orang majusi penyembah api .
          Hal serupa kita dapatkan di era modren ini, dimana kerajaan Shafawi modren , Republik Syiah Iran melekukan hal yang sama dengan pendahuluan nya .meraka berteriak lantang memerangi amerika dan israel , tapi tidak pernah kita dapati mereka berperang melawan Amerika dan Yahudi di Palestina . Sementara ribuan bahkan jutaan Ahlulsunnah mereka bunuh . Dengan kekuatan media , mereka putar balikan fakta bahwa negara –negara Ahlulsunnah lah yang menjadi kaki tangan Barat Amerika dan pelindung Israel .
       Pelajaran lainnya adalah syiah selalu memanfaatkan instibilitas politik di suatu negeri untuk mencuri kekuasaan . Mereka memanfaat kan status ketidak kepercayaan rakyat terhadap pemerintahnya dengan iming –iming perubahan dan janji manis , namun kenyataan nya jauh lebih parah dari yang kita bayangkan .semoga Allah senangtiasa melindungi negeri kita dari makar – makar yang di buat oleh orang – orang Syiah.



















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Sebagai penutup penulis akan menyimpulkan beberapa hal , yaitu :
1.      Nama Syafawi dinisbat kan kepada tarekat Syafawiah yang didirikan   oleh Syekh Syafiuddin Ishaq ( 1252 – 1335 M ) dimasa dinasti Ilkhan .
2.      Kepemimpinan tarikat berlangsung secara turun temurun mengikuti garis keturunan .
3.      Pemimpin kerajaan Syafawi disebut Syah
4.      Isma`1 sebagai Pimpinan tarekat sekaligus sebagai syah pertama .
Berikut merupakan Syah dinasti Syafawi
1.       ismail I ( 1501 – 1514 M ),
2.      Tahmasp I ( 1524 – 1576  M ) ,
3.      Ismail II ( 1536 – 1577 M )
4.      Muhammad Khudabanda ( 1578- 1587 M )
5.      Abbas I ( 1588 – 1628 M )
6.      Safi Mirza ( 1628 – 1642 M )
7.      Abbas II ( 1642 – 1667 M )
8.      Sulaiman ( 1667 – 1694 M )
9.      Husain ( 1694 – 1722 M )
10.  Tahmast II ( 1722 – 1732 M )
11.  Abbas III ( 1733 – 1736 M )
jika di tinjau dari segi kemanjuan dan ke munduran nya . dinasti Syafawi bisa di bagi menjadi tiga fase :
a.       Fase pertama ( 1501 – 1588 M )
Merupakan masa pendirian / pembentukan dinasti dan juga periode peralihan terhadap bannyak perubahan dan penyusuaian struktur administrasi pemerintahan .
b.      Fase kedua (1588 – 1628 M )
Merupakan zaman keemasan dan mengalami kemajuan di berbagai bidang , ini terjadi pada masa Abbas I yang di beri gelar Syah yang Agung .


c.       Fase ketiga ( 1628 – 1722 M )
Merupakan maasa kemunduran dan berakhirnya dinasti Syafawi , di persia .
Perluasan wilayah
Sebelah utara               : Transxsosani
Sebelah selatan            : Teluk persia
Timur sampai barat      : Sungai Eufrat
Syafawi yang merupakan rival bagi kerajaan Turki Ustmani sebagai sebuah kerajaan yang besar, hal ini di buktikn dengan ada nya kesepakatan damai yang terjadi pada masa Abbas I dengan Turki ustmani, ini mengindikasikan bahwa Syafawi memeng di akui keberadaannya dari turki Ustmani yang memang dari segi waktu muncul lebih dahulu

B.          Saran
1.      Untuk mengetahui bagaimana peradaban islam pada masa dinasti Syafawi maka perlu mencari dan mempelajari sejarahnya.
2.      Agar pengetahuan sejarah itu benar maka harus mencari dan mempelajari atas sumber aslinya.













DAFTAR PUSTAKA
Badri Yatim. (2010). sejarah peradaban Islam, jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Ajib Thohiir. (2004). Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia islam, Jakarta : PT  RajaGrafindo persada
Muhammad Sahil Taqqusy. (2009). ( فى ايران) تاريخ دولة الصفوية , Beirut,Daren Nafaes



[1] Muhammad Sahil Taqqusy( فى ايران) تاريخ دولة الصفوية ,(Beirut,Daren Nafaes, 2009) hal
[2]Muhammad Sahil Taqqusy( فى ايران) تاريخ دولة الصفوية ,(Beirut,Daren Nafaes, 2009) hal 38
[3] Badri Yatim,sejarah peradaban Islam,(jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2010),hal143.
[4] Ajib Thohiir, Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia islam, ( Jakarta : PT  RajaGrafindo persada, 2004 ), hal.70

2 komentar:

Kurniawan mengatakan...

izin copy ya. thak's

Kurniawan mengatakan...

izin copy ya. thank's