Ads block
Tampilkan postingan dengan label dinasti syafawi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label dinasti syafawi. Tampilkan semua postingan
makalah Dinasti syafawi (sejarah peradaban islam)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setelah khilafah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan tentara Mongol, kekuatan politik Islam mengala…
Baca selengkapnya »
SEARCH
LATEST
3-latest-65px
SECCIONS
- Artikel (2)
- dinasti syafawi (1)
- makalah (21)
- Makalah Model Bimbingan dan Konseling (1)
- Novel (2)
- Puisi Kesedihan (2)
- slide (5)
About us
Total Pageviews
Tampilkan postingan dengan label dinasti syafawi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label dinasti syafawi. Tampilkan semua postingan
makalah Dinasti syafawi (sejarah peradaban islam)
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setelah khilafah Abbasiyah di
Baghdad runtuh akibat serangan tentara Mongol, kekuatan politik Islam mengalami
kemunduran yang sangat drastis. Wilayah kekuasaannya tercabik- cabik dalam
beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain bahkan saling memerangi. Beberapa
peninggalan budaya dan peradaban Islam banyak yang hancur akibat serangan
bangsa Mongol itu. Namun, kemalangan tidak berhenti sampai di situ. Timur Lenk,
sebagaimana telah tercatat dalam sejarah menghancurkan pusat- pusat kekuasaan
Islam yang lain.
Keadaan politik umat Islam secara
keseluruahan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya
tiga kerajaan besar. Tiga kerajaann tersebut adalah Utsmani di Turki, Mughal di
India, dan Safawi di Persia. Makalah ini akan berusaha mengkaji sejarah tentang
kerajaan Shafawi yang ada di Persia.
Dalam pengkajian sejarah dan
peradaban Islam, sebenarnya ada dua dinasti yang sangat berperan dan dominan
dalam menghidupkan dan menyebarkan paham syi’ah di Persia, yaitu dinasti
Buwaihi dan dinasti Shafawi. Dinasti Buwaihi (932- 1055 M) berada pada periode
klasik Islam, sedangkan dinasti Safawi (1501- 1722 M) hidup pada masa periode
pertengahan lslam.
B.
Rumusan Masalah
1. Kapan
Berdirinya dinasti Syafawi?
2. Apa saja
peradaban dan kemajuan yang dicapai pada masa dinasti syafawi?
3. Apa penyebab
runtuhnya dinasti Syafawi?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini adalah
1. Mengetahui Asal Mula Berdirinya
Dinasti Shafawi
2. Mengatuhi Perkembangan Dinasti
Shafawi
3. Mengatuhi Kemajuan dan Kejayaan
dinasti Shafawi
4. Mengatuhi Kemunduran dan Kehancuran
Kerajaan S
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Berdirinya Kerajaan Syafawi
Dinasti Safawiyyah
(bahasa persia: سلسلة صفويان , bahasa Azerbaijan: صفويار) adalah salah satu dinasti terpenting
dalam sejarah Iran. Dinasti ini meruapakan salah satu negeri persia terbesar
semenjak penaklukan muslim di Persia.Negeri ini juga menjadikan Islam Syiah
sebagai agama resmi, sehingga menjadi salah satu titik penting dalam sejarah
muslim.Safawiyyah berkuasa dari tahun 1501 hingga 1722 (mengalami restorasi
singkat dari tahun 1729 hingga 1736). Pada puncak kejayaannya, wilayah
Safawiyyah meliputi Iran, Georgia,
Afganistan, Kaukasus, dan sebagian Pakistan, Turkmenistan dan Turki.Safawiyyah
merupakan salah satu negeri Islam selain Utsmaniyah dan Mughal.[1]
Meskipun jatuh pada tahun 1736,
salah satu warisan terbesarnya yaitu kebangkita Persia sebagai benteng ekonomi
antara timur dan barat, pendirian negara yang efesien dan birokarasi yang
didasarkan pada “check and balance” dan inovasi arsitektur dan seni. Selain
itu, karena Safawiyyah pula Syiah menyebar ke seluruh Iran dan daerah
sekitarnya.
Kerajaan Shafawi(907-1148
H/1501-1736 M) didirikan oleh Ismail ibn Haider di wilayah Persia. Penamaan
kerjaan ini dengan nama kerajaan Shafawi karena kelahirannya berawal dari
gerakan tarekat Syafawiyah.Gerakan tarekat Syafawiyyah didirikan oleh Safi
Al-Din Ishak Al-Ardabily(1252-1334 M) yang berpusat di Ardabil Azerbaijan. Ia
merupakan murid dari seorang mursyid tarekat di kota Jilan dekat Kaspia, Syeikh
Taj Al-Din Ibrahim Zahidi(1218-1301 M) Yang kemudian daimbil menantu
menggantikan kedudukannya. Mengenai asal-usul Safi Al-Din, ada dua riwayat
yakni ia keturunan Musa Al-Kazim, imam ketujuh syiah imamiyah dan ia keturuna penduduk
asli Iran dari Kurdistan dan seorang Sunni bermadzhab Syafi’i. Perjalanan
tarekat Safawiyyah menuju terbentuknya kerajaan Shafawi dapat di bedaka menjadi
dua fase:
1.
Gerakan
tarekat murni
Pada fase ini ada dua kecenderungan yang berkembang dalam tarekat
tersebut yakni Sunni, saat dipinpin oleh Safi Al- Din, dan Sard Al-Din. Serta
Syiah, terjadi setelah wafatnya Sard Al-Din pada masa Khawaja Ali, sikap
syiahnya sangat toleran, tapi pada masa Ibrahim ia bersiakap ekstrim.
2.
Gerakan
politik
Terjadi pada masa Junaid Ibn Ibrahim(1447-1460). Beralihnya sikap
gerakan ini kepada gerakan politik karena gerakan ini mendapat dukungan luas
dari masyarakat Persia yang sudah terpengaruh oleh ajaran tarekat
Syafawiyyah.Terpengaruh masyarakat pada tarekat ini antara lain karena
banyaknya orang Persia yang mencari keterangan hidup dengan memilih jalan hidup
tasawuf, sebab bosan dengan suasana hidup yang hidup dengan peperangan dan
perebuatan kekuasaan.
Sebelum daulah Syiah Shafawi berkuasa di Iran, wilayah tersebut dikuasai
oleh orang-orang mongol Dinasti Ilkhan. Madzhab resmi negeri ini adalah
Ahlussunah namun sudah terkonstaminasi dengan paham tasawwuf.
Pada masa Shafiyuddin Ishaq, situasi politik di Iran dan sekitarnya
dalam kondisi tidak stabil, rakyat merasa tidak puas dengan pemerintahannya,
perbuatan keji tersebar diantara para penguasa, dan lain-lain. Syiah membaca
hal ini sebagai peluang mereka. Pada awalnya syiah hanya sebagai gerakan
keagamaan, namun pada masa Al-Junaid-cucu Shafiyuddin Ishaq, gerakan madzhab
ini berubah menjadi gerakan politik dan Sultan Haidar menetapkan bahwa nasab
keluarga Shafawi bersambung dengan Musa bin Ja’far Al-Kazhim.[2]
Deklarasi Syiah sebagai gerakan politik atau pengakuan masukmya
kader syiah dalam ranah politik bertujuan untuk memperluas pengaruh mereka dan
sebagai sinyal perlawanan terhadap dinasti Ilkhan yang mulai sakit. Gerakan
mereka dimulai pada masa Fairuz Syah yang memimpin revolusi perlawan terhadap
Ilkhan dan puncaknya di capai pada masa Syah Ismail As-Shafawi dengan berdirinya
Daulah Syiah As-Shafawi pada tahun 1501. Saat itulah madzhab resmi Iran
berganti menjadi Syiah, dan rakyat dipaksa untuk memeluk pemahaman ini.Syah
Ismail tidak peduli bahwa mayoritas rakyat nya adalah orang-orang berpaham
ahlussunah. Ia menggerakkan seluruh kemampuan dan pengaruh nya untuk memaksa
warga beralih madzhab menjadi syiah.
Tidak berhenti memperlakukan
kebijakan tersebut didalam negerinya, Syah Ismail juga berupaya menyebarkan
paham Syiah di Daulah Ahlussunah seperti Daulah Utsmaniyah. Masyarakat Utsmani
menolak keras ajatan Syiah yang pokok pemikirannya adalah mengkafirkan para
sahabat nabi, melaknat generasi awal islam, meyakini adanya perubahan didalam
Al-Qur’an, dll.Ketika Syah Ismail memasuki daerah Iraq, ia membunuh umat islam
Ahlussunah, menghancurkan masjid-,masjid, dan merusak pekuburan.
Pemimpin Utsmaniyah, Sultan Salim
menanggapi serius usaha yang dilakukan Syah Salim terhadap rakyatnya. Pada
tahun 920 H/1514 M,Sultan Salim membuat keputusan resmi tentang bahaya pemerintah
Iran As-Shafawi.Ia memperingat kan para ulama, para pejabat, dan rakyatnya
bahwa Iran dengan pemerintahan mereka As-Shafawi adalah bahaya nyata, tidak
hanya bagi Turki Utsmani bagi masyarakat Islam keseluruhan. Atas masukan dari
para ulama, Sultan Salim mengumumkan jihad melawan Daulah Shafawiyyah, Sultan
Salim memerintahkan agar para simpatisandan pengikut kerajaan Shafawi yang
berada di wilayahnya ditangkap dan bagi yang melakukan pelanggaran berat
dijatuhi sangsi hukuman mati.(Juhud Al-Utsmaniyin Lil Inqadz Al-Andalus)
Alun-alun Naghsh-i jahan di Ishafan adalah bukti
kegemilangan Safawiyyah.
Pada abad ke-15, Kesultanan
Utsmaniyah mulai memasuki daerah orang persia. Sebagai balasan pengikut
Safawiyyah dari Ardabil merebut Tabriz dari Turki dibawah pimpinan Alwand.
Safawiyyah kemudian dipimpn oleh Ismail I dan dibawah pemerintahannya, Tabriz
menjadi ibu kota dinasti Safawiayah dan ia sendiri mendapat gelar Syah
Azerbaijan. Kemudian Ismail I berhasil mencapai barat laut Iran dan merebut
semua wilayah Iran dari Turki. Pada tahun 1511, tentara uzbek berhasil diusir.
Sepanjang pemerintahan Safawiyah,
Islam Syiah menjadi agama resmi Iran walaupun syiah sudah lama dipraktikkan
sebelum zaman Safawiyyah. Raja-raja Safawiyyah kemudian membawa masuk lebih banyak
ulama-ulama Syiah dan menganugerahkan mereka uang dan tanah sebagai hadiah atas
kesetiaan mereka kepada dinasti Safawiyyah.
Pada
puncak kejayaannya, sastra, kesenian dan arsitektur Persia berkembang pesat dan
contohnya adalah pembangunan alun-alun Naghsh-i Jahan di Isafan. Dalam bidang
ekonomi , perdagangan Iran berkembang karena letaknya di tengah-tengah Jalur
Sutera.
Kejayaan Safawiyyah mulai surut pada
abad ke 17. Raja-raja Safawiyyah semakin lama semakin tidak efesien dan hidup
berfoya-foya. Iran juga terus di serang Turki Utsmaniyah, Afghan dan Arab.Pada
tahun 1698, Kerman direbut oleh orang Balonch, Sementara Khorasan ditaklukkan
oleh orang Afghan pada tahun1717. Selain itu Safawiyyah turut berhadapan dengan
ancaman baru yaitu kekeisaran Rusia di sebelah utara dan serangan tentara
Mughal di sebelah timur. Lebih buruk lagi, ekonomi
Safawiyyah merosot akibat perubahan Jalur Sutera tidak lagi digunakan.
Pada tahun 1760, Jenderal Karim Khan
mengambil ahli kekuasaan sekaligus mengakhiri pemerintahan Safawiyyah di Iran
dan mendirikan Dinasti Zand.
B.
Asal-usul Dinasti Safawiyyah
Dinasti Safawiyyah
bermula dari gerakan sufi di kawasan Azarbaijan
yang di sebut Safawiyyah. Pendiri gerakan sufi ini adalah Syeikh Safi
Al-Din (1252-1334 M).
Syeikh
Safi Al-Din Abdul Fath Ishaq Ardabili berasal dari Ardabil, sebuah kota di
wilayah azebaijan Iran.Ia merupakan anak murid seorang imam sufi yaitu Syeikh Zahed Gilani(1216-1301 M, Lahir
Lahijan).Safi Al-Din kemudian mengganti ajaran sufi ini menjadi ajara Syiah sebagai
tanggapan terhadap serangan tentara mongol di wilayah Azerbaijan. Pada abad
ke-15, Safawiyyah mulai meluaskan pengaruh dan kekusaan nya dalam bidang
politik dan militer ke seluruh Iran dan berhasil merebut seluruh Iran dari
pemerintahan Timuriyah.
C.
Perkembanagan dan kemajuan kerajaan Shafawi
Kemajuan peradaban kerajaan shafawi antara lain karena beberapa
langkah yang ditempuh oleh Abbas I yang merupakan pelopor puncak kejayaan
setelah Shafawi mengalam saat-saat yang memprihatinkan. Abbas I menghilangkan
dominasi pasukan Qizilbash dan mengadakan perjanjaian damai dengan Turki,
sehingga ia berhasil mengatasi berbagai gejolak dalam negeri yang mengganggu
stabilitas negara sampai akhirnya kejayaan dapat diraih pada masa itu.
Kemajuan-kemajuan tersebut anatara lain terlihat dalam beberapa bidang yakni:
a.
Bidang
ekonomi Stabilitas politik kerajaan Shafawi pada masa Abbas memacu perkembangan
ekonomi shafawi,terutama setelah kepulangan Hurmuz dan pelabuhan Gumrun yang di
ubah menjadi Bandar Abbas. Dengan demikian safawiyah menguasai jalur
perdagangan antara Barat dan Timur.
b.
Bidang
ilmu pengetahuan persia di kenal sebagai bangsa yang telah berperadaban tinggi
dan berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan, sehingga tradisi keilmuannya terus
berlanjut.
c.
Bidang
pembangunan fisik dan seni kemajuan ini ditandai dengan berdirinya sejumlah
bangunan megah yang memperindah isfahan sebagai ibukota kerajaan. Sejumlah
masjid, sekolah, rumah sakit, jembatan raksasa di atas Zende Rud dan istana
Chihil Sutu. Kota isfahan juga diperindah dengan kebun wisata yang tertata apik
Berikut adalah penjelasa lebih rincinya:
a.
Kemajuan
dibidang politik
Kerajaan Safawi dan Turki Utsmani sebelum abad ke 17 sudah saling
bermusuhan dan safawi sudah mengalami kekalahan, namun setelah AbasI naik tahta kerajaan
safawi dalam merebut wilayah kekuasaan turki utsmani banyak mengalami
kemenangan. Permusuhan antara dua kerajaan aliran agama yang berbeda ini tidak
pernah padam sama sekali AbasI mengarahkan serangan-serangan nya kewilayah kerajaan
Turki Utsmani pada tahun 1602 M. Pada saat itu Turki Utsmani berada dibawah
Sultan Muhammad III. Pasukan AbasI menyerang dan berhasil menguasai Tabriz,
Sirwan dan Baghdad. Sedangkan Nakh Chivan Erivan, ganja dan Tiflis dapat
dikuasai tahun 1605-1606 M. Selanjutnya pada tahun 1622 M. Pasukan AbasI
berhasil merebut kepulauan Hurmus dan mengubah pelabuhan Gumurun menjadi
pelabuhan Bandar Abas2[3].
Jadi dapat
disimpulkan bahwa keadaan politik kerajaan Safawi mulai bangkit kembali
setelah Abbas I naik tahta dari tahun 1587-1629 dan
dia menata administrasi negara dengan cara lebih baik. Langkah-langkah yang
ditembuh Abbas I dalam rangka memulihkan
politik kerajaan syafawi adalah:
1.
Mengadakan
pembenahan administrasi dengan cara pengaturan dan pengontrolan dengan pusat.
2.
Berusaha
menghilangkan dominasi pasukan Qizitlash atas kerajaan syafawi dengan cara
membentuk pasukan baru yang anggotanya terdiri atas budak-budak yang berasal
dari tawanan perang bangsa Georgia, Armenia, dan Sircassia yang telah ada sejak
raja Tamh I.
3.
Mengadakan
perjjanjian damai dengan Turki Utsmani.
4.
Berjanji
tidak akan menghina tiga khaifah pada khotbah jum’at.
Masa
kekuasaan Abbas I merupakan puncak kejayaan kerajaan Syafawi. Secara politik
dia mampu mengatasi berbagai kemelut di dalam negeri yang mengganggu stabilitas
negara dan berhasil merebut kembali wilayah-wilayah yang pernah direbut oleh
kerajaan lain dimasa raja-raja sebelumnya, dengan reformasi poitiknya.
b.
Kemajuan
dibidang keagamaan
Pada masa Abbas, kebijakan keagamaan tidak lagi seperti masa
khalifah-khalifah sebelumnya yang senantiasa memaksakan agar Syiah menjadi
agama negara,tetapi ia menanamkan sikap toleransi.
Menurut Hamka,
terhadap politik keagamaan beliau Abbas tanamkan paham toleransi atau lapang
dada yang amat besar. Paham syiah tidak lagi menjadi paksaan, bahkan orang
sunni dapat hidup bebas mengerjakan ibadahnya, bukan hanya itu saja,
pendeta-pendeta Nasrani diperbolehkan mengembangkan ajaran agama dengan leluasa sebab sudah banyak bangsa Armenia
yang telah menjadi penduduk setia di kota isfahan. [4]
c.
Kemajuan
di bidang ekonomi
Stabilitas politik kerajaan syafawi pada masa abbasI ternyata
telah memacu perkembangan perekonomian safawi, terlebih setelah kepulauan
Hurmuz dikuasai dan pelabuhan Gumurun di ubah menjadi bandar Abbas. Dengan
dikuasainya bandar ini,salah satu jalur dengan laut antara timur dan barat yang
bisa diperebutkan oleh belanda,Inggris, dan perancis sepenuhnya menjadi milik
kerajaan safawi.
Di samping sektor perdagangan,
kerajaan syafawi juga mengalami kemajuan di sektor pertanian terutama di daerah
bulan sabit subur (fortilecrescent)
d.
Kemajuan
di bidang ilmu pengetahuan dan seni
Dalam sejarah islam, bangsa persia
terkenal sebagai bangsa yang berperadaban tinggi dan berjasa dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila
pada masa kerajaan safawi, khususnya ketika Abbas I berkuasa,tradisi keilmuan
terus berkembang. Berkembangnya ilmu pengetahuan masa kerajaan safawi tidak
lepas dari suatu doktrinmendasar bahwa
kaum Syiah tidak boleh taqlid dan pintu ijtihad selamanya
terbuka. Kaum syiah tidak seperti kaum sunni yang mengatakan bahwa ijtihad
telah berhenti dan orang mesti taqlid saja. Kaum syiah tetap berpendirian bahwa sanya mujtihad tidak terputus
selamanya
Pada masa ini muncullah beberapa filosaf antara lain;Ilmuan yang
melestarikan pemikiran-pemikiran Aristoteles, A-Farabiadalah Mir Damat alias
Muhammada Bagir Damat (w1631M) dengan menulis buku filsafat dalam dua bahasa
yaitu arab dan persia, diantaranya yang terkenal qabasat dan taqdisat. (Thohir,
2004:177) selain itu ada filosof yang terkenal yaitu Baha Al-Din Al-Syaerazi,
yang selalu hadir di majelis istana, begitu juga dengan Syah Abbas I yang
sangat mendukung kegiatan tersebut.
Adapun di bidanf seni, kemajuan
dalam bidang seni arsitektur di tandai dengan berdirinya sejumlah bangunan
megah yang memperindah isfahan sebagai ibukota kerajaan ini. Sejumlah masjid,
sekolah, rumah sakit, jembatan yang memanjang diatas Zende Rud dan istana
Chihil Sutun. Kota Isfahan juga diperindah dengan kebun wisata yang tertata
apik. Ketika Abbas I wafat, di Isfahan terdapat sejumlah 162 masjid, 48 akademi,
1802 penginapan dan 273 pemandian umun. Unsur laiinya terlihat dalam bentuk
kerajinan tangan, keramik, permadani dan benda senilainya. Serta ada
peninggalan masjid Shah yang di bangun tahun 1611 M dan masjid SyaikhLutf Allah
yang di bangun tahun 1603 M.
D.
KEMUNDURAN
DAN KEHANCURAN KERAJAAN SHAFAWI
Faktor-faktor yang mendorong
kemunduran dan kehancuran kerajaan turki usmani antara lain:
a)
Konflik
berkepanjangann dengan kerajaan usmani. dimana, menurut kerajaan usmani,
kerajaan Shafawi yang beraliran Syiah marupakan ancaman langsung terhadap
wilayah kekuasaannya .
b)
Dekadensi
Moral yang melanda para pemimpin kerajaan Shafawi.pemimpin kerajaan Shafawi
yang bernama Sulaiman dan husein adalah pecandu berat narkotika, dan menyenangi
kehidupan malam sehingga selama tujuh autahun, tak sekalipun mereka
menyempatkan diri menangani pemerintahan .
c)
Terjdinya
konflik Intern dalam bentuk perebutan kekuasaan di kalangan keluarga istana .
d)
Adanya
pasukan Ghulam ( budak – budak ) yang di bentuk oleh Abbas I tidak memiliki
semangat perang yang tinggi seperti Qizilbash
E . HASIL TEMUAN
Sejarah mengajarkan kepada kita
sebuah pengalaman berharga , betapa orang – orang Syiah melalui Daulah
Shafawiyah ( dan Daulah fatimiyah ,
Qaramitha , dll,) menaruh ke bencian terhadap umat islam . mereka tidak pernah
mengumandangkan jihat terhadap tentara salib berbeda halnya dengan umat islam
, mereka benar – benar menunjukkan permusuhan
, melekukan pembunuhan dan pengerusakan , sertamengumandang kan peperangan .
sebaliknya merka melakukan hubungan yang
harmonis dengan pasukan salib dan Yahudi , bahkan terhadap orang – orang majusi
penyembah api .
Hal
serupa kita dapatkan di era modren ini, dimana kerajaan Shafawi modren ,
Republik Syiah Iran melekukan hal yang sama dengan pendahuluan nya .meraka
berteriak lantang memerangi amerika dan israel , tapi tidak pernah kita dapati
mereka berperang melawan Amerika dan Yahudi di Palestina . Sementara ribuan
bahkan jutaan Ahlulsunnah mereka bunuh . Dengan kekuatan media , mereka putar
balikan fakta bahwa negara –negara Ahlulsunnah lah yang menjadi kaki tangan
Barat Amerika dan pelindung Israel .
Pelajaran lainnya
adalah syiah selalu memanfaatkan instibilitas politik di suatu negeri untuk
mencuri kekuasaan . Mereka memanfaat kan status ketidak kepercayaan rakyat
terhadap pemerintahnya dengan iming –iming perubahan dan janji manis , namun
kenyataan nya jauh lebih parah dari yang kita bayangkan .semoga Allah
senangtiasa melindungi negeri kita dari makar – makar yang di buat oleh orang –
orang Syiah.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sebagai penutup penulis akan menyimpulkan beberapa hal , yaitu :
1.
Nama
Syafawi dinisbat kan kepada tarekat Syafawiah yang didirikan oleh Syekh Syafiuddin Ishaq ( 1252 – 1335 M
) dimasa dinasti Ilkhan .
2.
Kepemimpinan
tarikat berlangsung secara turun temurun mengikuti garis keturunan .
3.
Pemimpin
kerajaan Syafawi disebut Syah
4.
Isma`1
sebagai Pimpinan tarekat sekaligus sebagai syah pertama .
Berikut merupakan Syah dinasti
Syafawi
1.
ismail I ( 1501 – 1514 M ),
2.
Tahmasp
I ( 1524 – 1576 M ) ,
3.
Ismail
II ( 1536 – 1577 M )
4.
Muhammad
Khudabanda ( 1578- 1587 M )
5.
Abbas
I ( 1588 – 1628 M )
6.
Safi
Mirza ( 1628 – 1642 M )
7.
Abbas
II ( 1642 – 1667 M )
8.
Sulaiman
( 1667 – 1694 M )
9.
Husain
( 1694 – 1722 M )
10.
Tahmast
II ( 1722 – 1732 M )
11.
Abbas
III ( 1733 – 1736 M )
jika di tinjau dari segi kemanjuan dan ke munduran nya . dinasti Syafawi bisa di bagi menjadi tiga fase :
jika di tinjau dari segi kemanjuan dan ke munduran nya . dinasti Syafawi bisa di bagi menjadi tiga fase :
a.
Fase
pertama ( 1501 – 1588 M )
Merupakan masa pendirian /
pembentukan dinasti dan juga periode peralihan terhadap bannyak perubahan dan
penyusuaian struktur administrasi pemerintahan .
b.
Fase
kedua (1588 – 1628 M )
Merupakan zaman keemasan dan
mengalami kemajuan di berbagai bidang , ini terjadi pada masa Abbas I yang di
beri gelar Syah yang Agung .
c.
Fase
ketiga ( 1628 – 1722 M )
Merupakan
maasa kemunduran dan berakhirnya dinasti Syafawi , di persia .
Perluasan
wilayah
Sebelah
utara : Transxsosani
Sebelah
selatan : Teluk persia
Timur
sampai barat : Sungai Eufrat
Syafawi
yang merupakan rival bagi kerajaan Turki Ustmani sebagai sebuah kerajaan yang
besar, hal ini di buktikn dengan ada nya kesepakatan damai yang terjadi pada
masa Abbas I dengan Turki ustmani, ini mengindikasikan bahwa Syafawi memeng di
akui keberadaannya dari turki Ustmani yang memang dari segi waktu muncul lebih
dahulu
B.
Saran
1.
Untuk
mengetahui bagaimana peradaban islam pada masa dinasti Syafawi maka perlu
mencari dan mempelajari sejarahnya.
2.
Agar
pengetahuan sejarah itu benar maka harus mencari dan mempelajari atas sumber
aslinya.
DAFTAR PUSTAKA
Badri
Yatim. (2010). sejarah peradaban Islam, jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Ajib Thohiir. (2004). Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia
islam, Jakarta : PT RajaGrafindo
persada
Muhammad Sahil Taqqusy. (2009). ( فى ايران) تاريخ دولة
الصفوية , Beirut,Daren Nafaes
Langganan:
Postingan (Atom)
Cari Blog Ini
- September 2021 (6)
- Juni 2019 (12)
- April 2017 (1)
- Januari 2017 (2)
- Desember 2016 (2)
- September 2016 (1)
- Mei 2016 (8)
- April 2016 (7)
- Maret 2016 (2)
- November 2015 (3)
- Juli 2015 (1)
- April 2015 (2)
- Maret 2015 (2)
- Februari 2015 (1)
- November 2014 (1)
- Februari 2014 (1)
Translate
Popular Posts
-
PERADABAN ISLAM DI ASIA TENGGARA Disusun Oleh M khuzaifah ...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setelah khilafah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan tentara Mongol, kekuatan po...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepribadian pada hakikatnya merupakan gambaran sikap dan perilaku manusia secara ...