Debat Aktif - Retorika


DEBAT AKTIF


A. Definisi Debat Aktif

Pada hakikatnya debat adalah saling adu argumentasi (pendapat) antarpribadi atau antarkelompok manusia, dengan tujuan mencapai kemenangan untuk satu pihak. Dalam debat, setiap pribadi atau kelompok mencoba menjatuhkan lawannya, supaya pihaknya berada pada posisi yang benar.
Proses debat aktif adalah suatu bentuk retorika modern yang pada umumnya tercirikan oleh adanya dua pihak atau lebih yang melangsungkan komunikasi dengan bahasa dan saling berusaha mempengaruhi sikap dan pendapat orang atau pihak lain agar mereka mau melaksanakan, bertindak, mengikuti atau sedikitnya mempunyai kecenderungan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pembicara atau penulis, dengan melihat jenis komunikasinya lisan atau tulisan.
Secara formal, debat banyak dilakukan dalam institusi legislatif seperti parlemen. Debat dalam bidang politik bentuk percaturan pendapat ini sering dipraktikkan. Debat sesungguhnya adalah satu bentuk pertentangan dalam diskusi atau dialog. Dalam proses ini para peserta sungguh-sungguh berbantah lewat argumentasi dan bukan sekedar mau memperoleh pengertian atau pengetahuan baru. Dalam hal ini, debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasil dari debat dapat dihasilkan melalui voting atau keputusan juri. Contoh lain debat yang diselenggarakan secara formal adalah debat antar kandidat legislatif dan debat antar calon presiden/wakil presiden yang umum dilakukan menjelang pemilihan umum.
Debat kompetitif adalah debat dalam bentuk permainan yang biasa dilakukan di tingkat sekolah dan universitas. Dalam hal ini, debat dilakukan sebagai pertandingan dengan aturan ("format") yang jelas dan ketat antara dua pihak yang masing-masing mendukung dan menentang sebuah pernyataan. Debat disaksikan oleh satu atau beberapa orang juri yang ditunjuk untuk menentukan pemenang dari sebuah debat. Pemenang dari debat kompetitif adalah tim yang berhasil menunjukkan pengetahuan dan kemampuan debat yang lebih baik.
Dalam mengajar bila menggunakan teknik atau metode penyajian debat, ialah sebuah metode dimana pembicara dari pihak yang pro dan kontra menyampaikan pendapat mereka, dapat diikuti dengan suatu tangkisan atau tidak perlu dan anggota kelompok dapat juga bertanya kepada peserta debat atau pembicara.
Debat dimulai dengan meneliti pendapat dan posisi argumentatif lawan bicara, sesudah itu berkosentrasi pada titik-titik lemah argumentasi lawan. Selanjutnya terjadi proses adu pikiran dan pendapat secara sungguh-sungguh sampai seorang atau sekelompok menyerah. Dapat juga terjadi bahwa perdebatan dihentikan tanpa hasil, tanpa seorang pemenang. Debat bisa menjadi metode berharga yang dapat mendorong pemikiran dan perenungan terutama kalau peserta didik diharapkan mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinannya sendiri. Ini merupakan metode yang secara aktif melibatkan setiap peserta didik didalam kelas bukan hanya para pelaku debatnya saja.
B. Bentuk-Bentuk Debat Aktif
1. Debat Inggris
Debat Inggris ada dua kelompok yang berhadapan: kelompok pro dan kelompok kontra. Sebelum dimulai ditentukan dua pembicara dari setiap kelompok. Tema dan nama pembicara diperkenalkan kepada para pendengar sebelumnya. Pada awal debat pemimpin menjelaskan secara singkat tata tertib debat, tetapi dia tidak berbicara tentang isi tema. Moderator hanya bertanggung jawab bahwa setiap pihak menyampaikan pendapat dan posisinya tas cara yang wajar dan pada akhir debat mengorganisasi pemungutan suara untuk menentukan pemenang.
Debat dimulai dengan memberi kesempatan kepada pembicara pertama dari salah satu kelompok. Dia menyampaikan tema. Ia tidak boleh berbicara terlalu lama, sekurang-kurangnya tidak lebih dari sepuluh menit. Pembicara pertama harus merumuskan argumentasinya dengan jelas dan teliti. Uraiannya skematis supaya dapat diikuti dengan mudah oleh pendengar. Dia harus berbicara dengan keyakinan dan mengesankan, supaya dapat menarik para pendengar untuk mengikuti kebijaksanaan kelompoknya.
Pembicara dari kelompok lain menanggapi pendapat pembicara pertama, tetapi tidak boleh mengulang pikiran yang sudah disampaikan. Dia harus meyakinkan para pendengarnya bahwa tentang masalah yang sama dia atau kelompoknya juga memiliki pikiran dan pendapat sendiri.
Para pembicara kedua dari setiap kelompok diberi kesempatan untuk berbicara denga urutan seperti pada para pembicara pertama. Sering kali para pembicara sudah merundingkan pokok-pokok yang akan dibicarakan oleh masing-masing mereka.
Sesudah para pembicara dari masing-masing kelompok menyampaikan pendapat, tiba giliran para pendengar untuk berbicara. Meraka dapat mengemukakan pertanyaan atau menyatakan sikapnya. Pendengar yang berbicara harus secara jelas menunjukkan pada pihak mana dia berada.
Dalam debat tertutup, setiap orang hanya berbicara satu kali. Oleh karena itu, pembicara harus menyiapkan diri dan menyusun jalan pikirannya secara cermat dan teliti. Dia harus menyampaikan sesuatu yang padat dan berisi dalam batas waktu yang singkat. Sebaliknya, dalam debat terbuka, orang dapat berbicara lebih dari satu kali. Sesudah semua peserta berbicara, kedua pembicara pertama dari masing-masing kelompok manyamaikan kata penutup.
Pada akhirnya moderator memimpin proses pemungutan suara untuk menentukan pemenang. Persetujuan dapat dinyatakan dengan mengangkat tangan atau berdiri. Debat ditutup sesudah pengumuman pemenang.
2. Debat Amerika
Dalam debat Amerika juga dua regu berhadapan, tetapi masing-maisng regu menyiapkan tema melalui pengumpulan bahan secara teliti dan penyusunan argumentasi yang cermat. Para anggota kelompok debat ini adalah orang-orang yang terlatih dalam seni berbicara. Mereka berdebat di depan sekelompok Juri da publikum.
Debat dimulai, apabila salah seorang anggota regu membuka pembicaraan dengan mengemukakan ‘tesis’ dan dijawab oleh pembicara pertama dari regu yang kedua. Proses selanjutnya berlangsung apabila setiap anggota regu berbicara dalam urutan yang bergantian dengan anggota regu yang lain. Semua anggota dari kedua regu mendapatkan kesempatan untuk berbicara. Setiap pembicara harus menyampaikan pandangannya mengenai tema dan tesis yang diperdebatkan.
Sering kali setiap regu membagi tema ke dalam pokok-pokok penting. Pokok-pokok itu dibagi kepada setiap anggota untuk dipelajari dan diperdalam. Dalam debat setiap orang berbicara sebagai ahli dari pokok tersebut. Sesudah semua anggota berbicara babak pertama selesai dan dibuka babak yang kedua.
Dalam babak kedua, orang pertama dari regu penyanggah membuka pembicaraan. Proses selanjutnya seperti dalam babak pertama. Setiap anggota kelompok berbicara dalam urutan yang bergantian. Apabila setiap anggota regu sudah mendapat kesempatan dua kali untuk berbicara, maka debat dinyatakan selesai.
Sesudah debat selesai, para Juri membuat penilaian untuk menentukan pemenang. Aspek-aspek yang dinilai yaitu kejelian mencari dan menyusun bahan, rumusan yang baik, keterampilan berbicara, argumentasi yang jitu dan tersusun baik dan kesegaran berbicara.
Para Juri menjelaskan dasar penilaiannya, sebab publikum juga ingin menimba makna dari seluruh proes debat. Di samping itu, dipertimbangkan oleh para Juri dalam menentukan pemenang.
C. Skema Pembicaraan dalam Bebat
Ada dua skema yang digunakan di dalam berdebat, yang merupakan suatu jalan untuk memenangkan suatu perdebatan, antara lain sebagai berikut:
1. Skema Mempertahankan Posisi
Dalam debat, dimana orang harus mempertahankan posisi dapat dipergunakan skema sebagai berikut:
a. Menunjukkan titik tolak pendapat kita.
b. Mengemukakan dasar, alasan pendapat kita.
c. Membeberkan contoh-contoh konkret untuk memperkuat pembuktian.
d. Menarik kesimpulan.
e. Seruan untuk bertindak.
2. Skema Dialektis
Dalam suatu debat, orang dapat mengemukakan pikiran atau pendapatnya secara dialektis. Untuk menyusun jalan pikiran secara dialektis dapat dipergunakan skema di bawah ini:
a. Menyajikan titik tolak.
b. Mengemukakan argumentasi.
c. Menguraikan kemungkinan-kemungkinan argumentasi kontra.
d. Penjelasan argumentasi kontra secara lebih terinci.
e. Seruan untuk bertindak.

D. Aspek-Aspek Debat Aktif
Aspek-aspek debat aktif adalah segi dalam debat yang memenuhi kelengkapan keberlangsungan debat. Berdasarkan urutan pada bagian sebelumnya, bahwa debat memiliki aspek yang harus diperhatikan karena merupakan bagian yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Adapun aspek-aspek dalam debat diantaranya adalah:
1. Tema
Tema adalah suatu hal yang merupakan masalah atau persoalan yang akan dibahas dan dikembangkan didalam debat. Tema menjadi pokok pembicaraan dan hampir selalu melekat dan menjiwai seluruh proses debat. Sehingga tema harus dipilih dengan berbagai penyesuaian, agar debat tampak hidup.
Tema debat sebaiknya ditentukan dan dipublikasikan terlebih dahulu sebelum debat itu sendiri dilaksanakan. Tema debat akan lebih baik jika merupakan masalah yang menarik dan aktual atau diaktualisasikan untuk dapat mengundang pendapat kritis dan rasa ingin tau pendengar. Untuk  itu, sebuah tema dalam debat harus dapat membangkitkan prosedur niatan yang ada dalam jiwa seseorang terhadap hal atau tema yang dimaksud, pertamakali harus dapat menarik perhatian. Jika isi tema telah atau sudah diketahui secara keseluruhan, maka akan diambil suatu keputusan, kemudian tergerak untuk dilakukan tindakan nyata sebagai wujud dari hasil pengambilan keputusan.
2. Moderator
Moderator adalah orang yang memimpin jalannya debat. Sebagai pemimpin, moderator bertindak memandu, menengahi, semacam mewasiti pembicaraan dalam debat. Menjadi seorang moderator dalam suatu debat sebenarnya tugas yang amat berat, yakni memimpin dan mengarahkan jalannya keseluruhan proses debat. Moderator harus sungguh-sungguh  menguasai bahan-bahan yang diperdebatkan. Dalam suatu proses debat, moderator harus bersikap netral serta tegas dalam menegakkan ketertiban, sopan santun dan disiplin dalam menggunakan waktu. Namun dalam hal-hal tertentu moderator juga dituntut mampu bersikap persuasive bahkan kalau diperlukan harus mampu menciptakan suasana yang  segar misalnya melalui humor yang sehat. Disamping itu, seorang moderator harus mempunyai kepribadian yang mantap agar dapat menghadapi kesulitan yang kerap muncul dalam proses debat.
3. Peserta
Peserta adalah orang yang mengambil peran dan terlibat langsung untuk menyumbangkan gagasan dalam sebuah debat. Peserta debat bisa terdiri dari perseorangan atau kelompok. Peserta dibagi kedalam dua pihak atau lebih yang berseberangan, yaitu pihak pendukung dan pihak penyangkal. Pihak pendukung harus mengajukan usul negatif atau sanggahan terhadap kandungan tema yang disuguhkan dalam debat.
Dalam suatu debat, peserta merupakan komunikator atau pembicara yang bertugas utuk meyakinkan pendengar melalui usul-usul mereka. Sehubungan dengan hal itu, terdapat sejumlah faktor yang harus diketahui dan dimiliki oleh peserta debat selaku pembicara atau komunikator, antara lain ialah sebagai berikut:
a. Ethos, yang merupakan hal-hal dasar yang dimiliki oleh seorang pembicara sehingga dia dapat menjadi sumber kepercayaan bagi para pendengarnya.  Kepercayaan tersebut akan timbul berdasarkan karakter yang dimiliki oleh pembicara. Karakter tersebut antara lain berupa wibawa, pengetahuan dan komitmen pembicara terhadap tema yang dibicarakan.
b. Photos, yang merupakan kemampuan berbicara dalam menyampaikan himbauan  emosional yang dapat menyentuh perasaan para pendengarnya, misalnya melalui pemilihan kata dan kalimat yang tepat, intonasi nada yang bervariasi dan lain sebagainya. Sehingga baik secara sadar maupun tidak sadar telah menjadikan para pendengarnya berada di pihak pembicara.
c. Logos, yang merupakan kemampuan pembicara untuk menyampaikan imbauan  logis dalam suatu usul berdasarkan hasil pemikiran yang konstruktif dan mantap sehingga diluar pemikiran pembicara tersebut dapat dicerna dan diikuti oleh pendengar.

4. Pendengar
Debat dapat saja dihadiri oleh para pendengar dari berbagai kalangan, para pendengar dituntut untuk memperhatikan jalannya perdebatan secara aktif, karena pada akhir debat para pendengar biasanya diminta untuk menyampaikan opini atau pemberian suara terhadap hasil debat. Oleh karena  itu, pendengar harus dapat mengembangkan dirinya agar menjadi pendengar yang baik.
5. Waktu
Pihak penyelenggara harus merancang alokasi waktu debat sesuai dengan kebutuhan, para peserta harus diberi kesempatan secukupnya untuk memaparkan usul mereka secara jelas.  Hendaknya penjabaran alokasi waktu dijabarkan kepada peserta debat terlebih dahulu sebelum debat dimulai.
E. Tujuan Debat Aktif
Bahwasannya  metode debat merupakan metode pengajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan.Tujuan utama dari metode ini adalah untuk memecahkan suatu  permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa serta untuk membuat suatu keputusan.
Menurut  Ismail SM, M.Ag, bahwasannya tujuan dari metode debat aktif ini adalah untuk melatih peserta didik agar mencari argumentasi yang kuat dalam memecahkan suatu masalah yang controversial serta memiliki sikap demokratis dan saling menghormati terhadap perbedaan pendapat.
Secara sederhana debat aktif bertujuan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang atau pihak lain agar mereka mau percaya dan akhirnya melaksanakan, bertindak, mengikuti atau setidaknya mempunyai kecenderungan sesuai apa yang diinginkan dan dikehendaki oleh pembicara atau penulis, melihat jenis komunikasinya lisan atau tulisan. Dengan demikian, debat merupakan sarana yang paling fungsional untuk menampilkan, meningkatkan dan mengembangkan komunikasi verbal dan melalui debat pembicara dapat menunjukkan sikap intelektualnya.

Tidak ada komentar: